Pandangan
Filsafat Terhadap Kloning pada Manusia
Terinspirasi oleh Perkuliahan
Prof.Dr. Marsigit, M.A
Bidang Filsafat Ilmu
Pada hari Kamis, 23 Oktober
2014 (08.00 WIB)
Di era
globalisasi ini, banyak negara maju yang mengembangkan bioteknologi. Seperti ditemukannya
berbagai macam teknologi seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA
rekombinan pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun
kronis yang belum dapat disembuhkan. Selain itu Hal – hal yang mendorong
perkembangan bioteknologi ini adalah untuk meningkatkan mutu baik itu dalam
bidang pangan, medis, maupun bidang kehidupan lainnya.
Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada
organisme tersebut. Salah satu penerapan bidang bioteknologi yang sering
dibicarakan orang yaitu Kloning.
Jika kloning
pada tanaman bertujuan menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat-sifat
identik dengan induknya maka kloning pada tanaman akan menghasilkan individu
baru yang sama dengan sifat induknya. Hal ini hal ini akan menurunkan
keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan. Tentu hal ini akan menurunkan
keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan. Akibatnya, keanekaragaman tumbuhan
yang merupakan sumber daya alam hayati pun akan semakin menurun.
Demikian
juga kloning pada hewan, akan menurunkan keanekaragaman hewan. Keanekaragaman
genetik memainkan peran yang sangat penting dalam sintasan dan adaptabilitas
suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang
kecil diperlukan agar spesies dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies
yang memiliki derajat keanekaragaman genetik yang tinggi pada populasinya akan
memiliki lebih banyak variasi alel yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki
sangat sedikit variasi cenderung memiliki risiko lebih besar. Dengan sedikitnya
variasi gen dalam spesies, reproduksi yang sehat akan semakin sulit, dan
keturunannya akan menghadapi permasalahan yang ditemui.
Kloning pada
hewan dan manusia masih dipertentangkan karena akibat yang ditimbulkan seperti
contohnya: resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning. Beberapa kalangan
berpendapat bahwa kloning manusia dapat disalahgunakan untuk menciptakan
spesies atau ras baru dengahn tujuan yang bertentangan dengan nilai
kemanusiaan. Lagipula, kloning pada mamalia belum sepenuhnya sempurna.
Teknik yang
dipakai dalam kloning manusia dianggap tidak aman dan efektif. Hal ini justru
dapat merendahkan martabat manusia karena resiko kerusakan masih sangat tinggi.
Hal ini tidak etis karena hasil yang akan dicapai dengan program itu masih jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan resiko kerusakan yang dihasilkan oleh teknik
kloning tersebut.
Ketidakadilan
Sosial dan biaya yang dibutuhkan dalam kloning tentu akan sangat besar, dan hanya
orang-orang kayalah yang mampu membuat kloning. Hal ini tentu akan semakin
memperlebar jurang antara orang kaya dan orang miskin. Selain itu juga melanggar
hak untuk dikandung secara natural. Setiap individu memiliki hak untuk
dikandung secara natural oleh ibunya. Dalam kloning, terbentuknya embrio
terjadi dibawah rekayasa manusia (tidak secara natural), dan terjadi tidak di
dalam rahim seorang perempuan.
***